Tuesday, February 5, 2008

Korupsi BerjalAn PendiDikan TerHamBaT


Tingkat pendidikan masyarakat Indonesia semakin hari mengalami penurunan. Terbukti dengan banyaknya anak dan remaja jalanan yang putus sekolah karena kekuranagan biaya hidup, sehingga mereka harus membantu orang tua dengan cara mengamen atau pun mengemis di jalanan.
Realita ini sudah menjamur di mana-mana, khususnya di kota-kota yang ramai. Walaupun di sana terkenal dengan kota pelajar yang sudah menerapkan sistem pendidikan terbaik, tetapi sebenarnya hal tersebut telah membohongi masyarakat yang masih kekurangan biaya untuk memakan bangku sekolah. Padahal pemerintah Indonesia mengharapkan semua lapisan masyarakatnya mampu memakan pendidikan setinggi mungkin untuk meningkatan kompetensi dan kemajuan pendidikan bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, pemerintah memberikan subsidi kepada masyarakat khususnya lapisan menengah ke bawah berupa subsidi pendidikan. Sebenarnya, semua lapisan masyarakat sudah mengakui bantuan pemerintah mengenai subsidi pendidikan, tetapi sampai sekarang masih terbukti akan mahalnya biaya pendidikan serta banyaknya anak jalanan yang merajalela karena putus sekolah. Persoalan tersebut menyebabkan munculnya pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab seperti kemanakah realita subsidi dana pendidikan yang diberikan oleh pemerintah? Mungkinkah semua lapisan masyarakat merasakan subsidi pendidikan dari pemerintah sehingga bisa mengurangi angka kriminalitas? Seiring dengan berjalannya waktu pertanyaan tersebut akan terjawab. Telah terlihat jelas bahwa masyarakat indonesia terkenal dengan masyarakat yang kaya SDA, tetapi kekurangan SDM. Di sinilah puncak persoalan tersebut. Sumber daya manusia sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa khususnya masalah etika.
Etika yang terdiri dari kejujuran, ketaatan, keamanahan, dan lain sebagainya merupakan salah satu fundamen manusia di dalam menentukan kehidupannya baik di negara, perusahaan, maupun keluarga. Negara akan selalu terpuruk apabila masyarakatnya tidak mempunyai kejujuran yang tinggi. Seperti halnya realita warga negara Indonesia yang kini hampir mencapai predikat tertinggi korupsi sedunia. Korupsi tersebut merupakan akibat dari tidak adanya etika serta kesadaran masyarakat. Nah, banyaknya subsidi dana pendidikan merupakan salah satu kesempatan bagi koruptor Indonesia untuk memasukkan ke dalam kantong, sehingga terjadilah ketidaksehatan aliran dana pemerintah terhadap semua lapisan masyarakat menengah ke bawah yang seharusnya menjadi hak mereka.
Hal tersebut merupakan salah satu penyebab tidak meratanya subsidi dana pendidikan pemerintah kepada masyarakat yang memerlukan. Apabila semua warga negara Indonesia sudah mempunyai kesadaran di dalam bernegara dan tidak bersikap individu dengan melakukan korupsi hak orang lain maka negara akan selalu damai tanpa adanya masyarakat yang kekurangan. Dengan demikian kesadaran warga negara harus ditumbuhkan dan pemberantasan koruptor harus digalakkan. Apabila strategi itu berhasil maka semua warga Indonesia baik miskin atau kaya akan bisa memanfaatkan haknya, yaitu seperti halnya subsidi dana pendidikan pemerintah dan dana-dana lain yang telah diberikan pemerintah untuk masyarakatnya. Akhirnya, kemungkinan sangat besar bagi masyarakat yang tidak mampu untuk memakan bangku pendidikan dengan bantuan pemerintah secara penuh (gratis).

No comments: